Beranda | Artikel
Dimanakah Allâh?
Kamis, 22 Juni 2023

Disusun oleh : Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

Sesungguhnya tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Ahlus Sunnah, bahwa Allâh سبحانه وتعالى itu Maha Tinggi. Dia berada di tempat yang tinggi, di atas langit, di atas ‘arsy-Nya. Dalil tentang sifat tinggi bagi Allâh سبحانه وتعالى sangat banyak, sampai sebagian Ulama mengatakan, “Di dalam al-Qur’an terdapat seribu dalil atau lebih yang menunjukkan bahwa Allâh Maha Tinggi di atas seluruh makhluk-Nya dan bahwa Dia berada di atas para hamba-Nya”. (Majmû’ Fatâwâ Ibnu Taimiyah 5/121)

Namun di zaman ini, banyak orang yang tidak mengetahuinya, bahkan sebagian orang menganggap bahwa Allâh سبحانه وتعالى berada di mana-mana! Maha suci Allâh dari persangkaan mereka!!

Maka di sini kami sampaikan dalil-dalil masalah ini, supaya kita bisa meyakininya. Inilah di antaranya:

BERITA AL-QUR’AN

Allâh سبحانه وتعالى telah memberitakan tantang diri-Nya bahwa Dia istiwa’ (berada di atas) ‘arsy (singgasana) Nya di dalam tujuh tempat dalam al-Qur’an. Allâh سبحانه وتعالى berfi rman:

اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى

Rabb yang Maha Pemurah berada di atas ‘Arsy. (QS. Thaha/20: 5)

Adapun ayat-ayat yang lain adalah: surat Al-A’râf, ayat ke-54; surat Yûnus, ayat ke-3; surat ar-Ra’du, ayat ke-2; surat al-Furqân, ayat ke-59; surat as-Sajdah, ayat ke-4; Al-Hadîd, ayat ke-4.

‘Arsy secara bahasa artinya singgasana; kursi tempat duduk raja. Adapun ‘arsy Allâh سبحانه وتعالى , sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil, adalah tempat duduk yang memiliki kaki-kaki, dipikul oleh para malaikat, dan ‘arsy itu seperti kubah di atas alam, dan merupakan atap seluruh makhluk.

ALLÂH BERADA DI ATAS

Berita Allâh سبحانه وتعالى di banyak ayat al-Qur’an bahwa Dia berada di atas. Antara lain, firman Allâh سبحانه وتعالى :

بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Tetapi (yang sebenarnya), Allâh telah mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allâh Maha Perkasa lagi Maha Bij aksana. (QS. An-Nisa’/4:158)

Allâh سبحانه وتعالى mengangkat Nabi ‘Isa q kepada-Nya. Mengangkat adalah memindahkan sesuatu dari bawah ke atas. Dalam ayat di atas, dij elaskan bahwa Allâh سبحانه وتعالى mengangkat nabi ‘Isa kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allâh سبحانه وتعالى berada di atas.

ALLÂH BERADA DI ATAS LANGIT

Berita Allâh سبحانه وتعالى di dalam ayat-ayat al-Qur’an bahwa Dia berada di atas langit. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:

ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ ١٦ اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًاۗ فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ ١٧

Apakah kamu merasa aman terhadap Allâh yang berada di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau Apakah kamu merasa aman terhadap Allâh yang berada di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (QS. Al-Mulk/67:16-17)

DALIL DARI HADITS

Demikian juga dalam beberapa hadits Nabi terdapat banyak sekali dalil tentang keberadaan Allâh سبحانه وتعالى di atas langit, di atas ‘arsy-Nya. Di antaranya adalah hadits Isra’ Mi’raj Nabi ﷺ ; hadits naiknya para Malaikat penulis amal manusia menghadap Allâh سبحانه وتعالى setiap waktu Ashar dan Shubuh; hadits naiknya para Malaikat untuk menghadap Allâh سبحانه وتعالى dengan membawa ruh orang yang telah mati dan lainnya. Termasuk dalil yang paling terkenal dalam hal ini adalah hadits jariyah (seorang budak wanita) sebagaimana berikut ini: Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami z berkata:

Dahulu aku memiliki seorang budak wanita yang menggembalakan kambing-kambing milikku di daerah antara gunung Uhud dan Jawwaniyyah. Suatu hari aku menelitinya, ternyata ada seekor srigala yang membawa seekor kambing dari kambing-kambing budak wanita itu. Aku adalah manusia biasa, aku terkadang marah sebagaimana mereka marah. Maka aku menamparnya dengan sangat keras. Kemudian aku mendatangi Nabi n. Beliau ﷺ menyatakan hal itu perkara yang besar terhadapku.

قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللَّهِ أَفَلَا أُعْتِقُهَا قَالَ اِئْتِنِي بِهَا فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا أَيْنَ اللَّهُ؟ قَالَتْ فِيْ السَّمَاءِ، قَالَ مَنْ اَنَا؟ قَالَتْ أَنْتَ رَسُوْلُ اللَّهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ

Aku bertanya,”Wahai Rasûlullâh! tidakkah aku merdekakan dia?” Beliau ﷺ bersabda, “Bawa dia kepadaku”. Maka aku membawanya menghadap Beliau. Beliau ﷺ bertanya kepadanya, “Di manakah Allâh?” Wanita itu menjawab, “Di atas langit”. Rasulullah ﷺ bertanya kembali, “Siapakah saya?” Wanita itu menjawab, “Anda adalah utusan Allâh”. Beliau bersabda, “Merdekakan dia, sesungguhnya dia seorang wanita mukminah”. (HR. Muslim, no. 537; dan lain-lain)

MA’IYYATULLAH

Berkaitan dengan sifat ketinggian bagi Allâh سبحانه وتعالى , bahwa Allâh سبحانه وتعالى berada di atas seluruh makhluk-Nya, berada di atas langit dan arsy-Nya, sebagian orang memiliki kerancuan dengan sebab kesalahan memahami sifat lain yang dimiliki oleh Allâh سبحانه وتعالى , yaitu sifat ma’iyyah (kebersamaan Allâh dengan makhluk). Sehingga sebagian orang beranggapan bahwa Allâh سبحانه وتعالى berada dimana[1]mana. Ini adalah aqidah yang batil. Oleh karena itu, kami akan menambahkan sedikit keterangan tentang sifat Allâh سبحانه وتعالى tersebut, sehingga menjadi jelas aqidah yang haq ini.

Di antara sifat Allâh adalah al-ma’iyyah. Ma’iyatullah ini ada dua:

  1. Ma’iyyatul ‘aammah (kebersamaan yang umum).

Yaitu Allâh سبحانه وتعالى bersama seluruh makhluk-Nya dengan ilmu-Nya, perhatian-Nya, kekuasaan-Nya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, dan lainnya dari makna[1]makna kekuasaan, seperti firman-Nya:

وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ

Dia (Allâh) bersama kamu di mana saja kamu berada. (QS. Al-Hadid/57: 4)

  1. Ma’iyyatul khooshoh (kebersamaan yang khusus).

Yaitu Allâh bersama sebagian hamba-Nya dengan pertolongan-Nya dan bantuan-Nya. Seperti fi rman Allâh (yang artinya) : Sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. An-Nahl/16: 128)

Adapun ayat-ayat al-Qur’an yang disangka oleh sebagian orang menunjukkan keberadaan Allâh سبحانه وتعالى di mana-mana. Seperti ayat yang telah kami sebutkan di atas:

وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ

Dia (Allâh) bersama kamu di mana saja kamu berada. (QS. Al-Hadid/57: 4)

Maka maksud firman Allâh “Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”, adalah Allâh سبحانه وتعالى bersama kamu dengan ilmu-Nya dan pengawasan-Nya, di mana saja kamu berada. Yaitu kebersamaan Allâh سبحانه وتعالى yang umum. Dan maksudnya bukanlah dzat Allâh berada di mana-mana bersama makhluk-Nya. Hal ini sangat jelas jika kita memperhatikan ayat tersebut secara keseluruhannya, dan mengikuti penjelasan para Ulama Salaf. Ayat ini secara lengkap berbunyi:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ ٤

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadîd/57:4)

Ayat ini dimulai dengan berita bahwa Allâh سبحانه وتعالى yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu memberitakan tentang keberadaan Allâh di atas ‘arsy. Ini menunjukkan Allâh سبحانه وتعالى berada di atas seluruh makhluk-Nya. Lalu Allâh سبحانه وتعالى memberitakan bahwa Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Ini menunjukkan ilmu Allâh سبحانه وتعالى meliputi segala sesuatu, dan ini adalah kebersamaan Allâh yang umum dengan seluruh makhluk-Nya.

Kemudian Allâh berfi rman “Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”, ini juga memberitakan kebersamaan Allâh yang umum dengan seluruh makhluk-Nya dengan ilmu-Nya.

Lalu firman Allâh “Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan”, ini juga memberitakan kebersamaan Allâh yang umum dengan seluruh makhluk-Nya dengan penglihatan-Nya.

PERKATAAN PARA ULAMA’

Sesungguhnya sangat banyak sekali perkataan para ulama yang menyatakan keberadaan Allâh سبحانه وتعالى di atas langit, karena memang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Salafush Shalih dalam masalah ini. Inilah di antara perkataan mereka:

  1. Imam adh-Dhahhak رحمه الله berkata, “Allâh berada di atas ‘arsy-Nya dan ilmu-Nya bersama mereka (manusia; makhluk) di mana saja mereka berada”. (Riwayat Abu Ahmad al-’Assal; Ibnu Baththah; Ibnu ‘Abdil Barr; Al-Lalikai; sanad-sanadnya bagus. Lihat Mukhtashar Al-’Uluw, hlm. 133, no. 113)
  2. Imam al-Auza’i رحمه الله , seorang ‘alim di zaman tabi’in, berkata, “Kami -waktu itu masih banyak Ulama generasi tabi’in- mengatakan: “Sesungguhnya Allâh سبحانه وتعالى berada di atas ‘arsyNya, dan kami mengimani sifat-sifat Allâh yang disebutkan di dalam Sunnah (Hadits)”. (Riwayat al-Baihaqi di dalam al-Asmâ’ was Shifât. Lihat Mukhtashar Al-’Uluw, hlm. 137, no. 121)
  3. Imam Abu Hanifah رحمه الله

Abu Muthii’ al-Hakam bin ‘Abdullâh al-Balkhi, penyusun kitab Fiqhul Akbar, berkata: “Aku bertanya kepada (imam) Abu Hanifah رحمه الله tentang orang yang mengatakan “Aku tidak tahu, Tuhanku berada di langit atau di bumi”. Beliau menjawab, “Dia telah kafir, karena Allâh سبحانه وتعالى berfi rman “Rabb yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas ‘Arsy. (QS. Thâha/20: 5), sedangkan ‘arsy-Nya berada di atas semua langit-Nya.

Aku bertanya lagi: “Tetapi orang itu berkata “Aku mengatakan, “Allâh bersemayam di atas ‘Arsy, namun aku tidak tahu, ‘arsy itu di langit atau di bumi”. Abu Hanifah رحمه الله berkata, “Jika dia mengingkari ‘arsy itu berada di atas langit, dia telah kafir”. (Mukhtashar Al- ’Uluw, hlm. 136, no. 118)

  1. Imam Malik رحمه الله berkata, “Allâh berada di atas langit dan ilmu-Nya di seluruh tempat, tidak ada sesuatu yang kosong dari ilmu-Nya”. (Riwayat Abdullah bin Imam Ahmad رحمه الله di dalam kitab As-Sunnah; dan lain-lain; dengan sanad shahih. Lihat Mukhtashar Al-’Uluw, hlm. 140, no. 130)

 

TAMBAHAN: 

Adapun pendapat bahwa Allâh berada di mana-mana, maka pendapat ini bertentangan dengan al-Qur’an, al-Hadits, dan ijma’ Salaf. Dan pendapat tersebut sangat buruk, karena termasuk di mana-mana adalah tempat-tempat kotor dan najis! Maha suci Allâh dari perkataan mereka!!

 

MAJALAH AS-SUNNAH EDISI 05/THN XX/DZULQA’DAH 1437H/SEPTEMBER 2016M


Artikel asli: https://majalahassunnah.net/akidah/dimanakah-allah/